fbpx

Bukan Tanaman Kelapa Sawit-nya yang Dibenci, Tetapi…

Tanaman kelapa sawit memang memiliki banyak manfaat dan Indonesia bersyukur dikaruniai kebun kelapa sawit yang sangat luas, sehingga kelapa sawit menjadi salah satu komoditi perkebunan yang masih menjadi unggulan.

Jika ditinjau dari sisi ekonomi yang berbasis hasil kebun dan pertanian, kelapa sawit memang masih menjadi salah satu unggulan. Manfaatnya yang banyak, bahkan ada yang mengatakan jika sebanyak 68% produk pangan dunia menggunakan kelapa sawit. Bahkan sebesar 27% minyak sawit digunakan dalam produk konsumen lainnya, mulai dari sabun, pasta gigi, kosmetik, alat pembersih dan 5% digunakan untuk biodisel, sehingga seorang yang sangat ahli dibidang ini mengatakan aneh jika ada orang yang membenci kelapa sawit.

Perkebunan Kelapa Sawit Memerlukan Lahan yang Sangat Luas

Sumatera, Sulawesi, Papua dan Kalimantan saat ini menjadi empat pulau besar yang paling populer dengan perkebunan kelapa sawit, selain pertambangan. Masih memiliki lahan berupa “hutan” yang sangat luas menjadikan pulau-pulau itu surga bagi para pengusaha perkebunan kelapa sawit.

Bukan hanya daratan-nya saja, kini perkebunan kelapa sawit sudah merambah hingga hutan rawa yang dulunya sama sekali tidak tersentuh oleh tangan manusia. Jika dihitung-hitung dari sisi ekonomi, semakin luas lahan perkebunan kelapa sawit yang dikelola, maka akan memberikan keuntungan yang lebih besar, dan akan terjadi sebaliknya.

Indonesia yang masih memiliki lahan luas untuk dijadikan perkebunan kelapa sawit, tentu akan memberikan banyak keuntungan bagi para pengusaha yang bergerak dibidang ini, selain itu kondisi tanahnya yang sebagian berupa lahan gambut juga sangat mendukung untuk itu. 

Hamparan kebun kelapa sawit di salah satu provinsi Pulau Kalimantan

Konsekuensi dari Pembukaan Lahan untuk Perkebunan Kelapa Sawit

Pembukaan lahan perkebunan kelapa sawit yang akan memberikan banyak keuntungan bagi para pengusaha dan pemerintah setempat tentu akan ada konsekuensi-nya. Konsekuensi ini berupa dampak buruk yang akan ditanggung oleh habitat hewan hingga manusia, bahkan berdampak buruk pada ekonomi.

Asap tebal yang menyelimuti hampir sebagian besar negara Indonesia adalah salah satu dampak yang paling sering terjadi, hal tersebut diakibatkan aktivitas pembukaan lahan perkebunan kelapa sawit baru dengan cara-cara yang sangat tidak terpuji. Aktivitas pembakaran hutan untuk lahan perkebunan kelapa sawit tersebut sangat berdampak pada kesehatan, keselamatan dan perekonomian. Bayangkan saja akibat asap tebal yang menyelimuti langit Indonesia telah menyebabkan ratusan rute penerbangan dibatalkan, yang tentunya telah menyebabkan banyak kerugian.

Dampak buruk lainnya yang merupakan konsekuensi dari perkebunan kelapa sawit ialah deforestasi, eksploitasi lahan gambut, perampasan lahan petani, kerusakan dan pencemaran sungai. Yang paling parah dari pembukaan lahan perkebunan kelapa sawit adalah alih fungsi hutan tropis dan terganggu-nya banyak habitat hewan langka, diantaranya habitat orangutan yang menjadi salah satu ikon kekayaan fauna Indonesia.

Orangutan Kalimantan menjadi salah satu hewan yang terancam karena keberadaan perkebunan kelapa sawit - Gambar diambil dari wildfor.life

Saya akan sangat percaya dan mengikuti jika seorang yang sangat ahli dibidang ini mengatakan “jangan sekali-kali benci sawit” jika saya memandang hal itu dari sisi ekonomi dan manfaatnya. Namun kenyataan yang ada saat ini di lapangan adalah perkebunan kelapa sawit telah banyak memberikan banyak dampak buruk bagi lingkungan dan sepertinya itu sama saja dengan mengatakan bahwa “gula itu rasanya manis”. Jadi kebencian banyak orang terhadap kelapa sawit bukan pada tanaman-nya, namun pada cara pengelolaan perkebunan kelapa sawit yang telah menimbulkan banyak dampak buruk sebagai hasil dari konsekuensi yang harus dihadapi.

Terlepas dari itu semua sebenarnya dampak buruk yang diakibatkan dari perkebunan kelapa sawit dapat dikendalikan, jika komitmen semua pihak yang terlibat di dalamnya dapat dijalankan bersama. Perkebunan kelapa sawit juga telah membuka banyak lahan pekerjaan walaupun dengan standar gaji yang sangat minim. Andai saja orangutan dapat menggunakan media sosial, mungkin mereka akan selalu update status yang menunjukan perasaan mereka saat ini.

Sumber artikel : Alevizone Stories

Lihat produk menarik di : Alevizone Store

RECOMMENDED STORIES

Alevizone.com

Cyber Media & Online Store for Men’s Lifestyle

Copyright 2019