Kalimantan akhirnya banjir juga, walaupun hanya mencakup sebagian wilayah saja, namun ini merupakan pertanda buruk untuk masa depan Pulau Kalimantan jika dibiarkan begitu saja dan tidak ada tindakan perbaikan.
Bagi orang yang belum pernah menginjakan kakinya di Pulau Kalimantan, mungkin akan menganggap jika banjir yang terjadi di salah satu pulau terbesar di Indonesia ini merupakan sebuah bencana alam yang tidak dapat dihindari akibat curah hujan yang tinggi. Namun sebenarnya banjir yang terjadi di Pulau Kalimantan ini adalah suatu bencana akibat ulah manusia, bukan bencana yang terjadi karena fenomena alam yang memang tidak dapat dicegah kehadirannya, seperti tsunami, gempa bumi dan letusan gunung api.
Kenapa di Sebagian Wilayah Pulau Kalimantan Bisa Ada Banjir?
Pulau Kalimantan merupakan salah satu pulau terbesar di Indonesia dan secara geologi berusia lebih tua dibandingkan dengan pulau-pulau lainnya. Salah satu ciri yang mudah dipahami dari Pulau Kalimantan berusia tua adalah jenis dan ukuran tumbuhan yang ada di pulau ini. Andai saja dimasa lalu tidak ada aktivitas penebangan pohon secara masif, mungkin kita masih bisa menyaksikan pohon-pohon tua berukuran raksasa di pulau ini, namun sekarang kita akan lebih banyak menjumpai hamparan tanaman sawit yang membentang sangat luas.
Pulau Kalimantan tidak seperti Pulau Sumatra, Jawa atau Sulawesi yang banyak memiliki dataran tinggi akibat aktivitas geologi yang masih sangat aktif. Di Pulau Kalimantan kita akan lebih banyak menjumpai dataran rendah, bahkan hamparan rawa yang sangat luas. Hamparan tanah datar yang luas ini sangat ideal untuk dijadikan tempat budidaya tanaman kelapa sawit, bahkan hingga saat ini perkebunan kelapa sawit masih terus berkembang hingga merambah ke area rawa.
Selain perkebunan kelapa sawit, Pulau Kalimantan juga sangat terkenal dengan sumberdaya alam batubara, bahkan batubara dari Pulau Kalimantan sangat terkenal dengan kualitasnya yang sangat baik, hingga menjadi salah satu komoditi hasil tambang yang menjadi unggulan. Karena hal tersebut membuat tumbuh suburnya tambang-tambang batubara, baik itu yang dikelola oleh perusahaan besar atau perusahaan kecil.
Dari kondisi tersebut, jelas kita semua sudah dapat mengambil kesimpulan penyebab utama terjadinya banjir di Pulau Kalimantan. Seperti diketahui, walaupun tanaman kelapa sawit memiliki nilai ekonomis yang tinggi, namun jika dalam pelaksanaan pengelolaannya dilakukan dengan “brutal” tentu akan sangat merugikan lingkungan. Baca juga “Bukan Tanaman Kelapa Sawitnya yang Dibenci, Tetapi…”
Bukan hanya perkebunan kelapa sawit, pertambangan juga sangat berpotensi mengakibatkan terjadinya kerusakan lingkungan, salah satunya adalah banjir. Walaupun lahan bukaan dari aktivitas pertambangan tidak sebesar perkebunan kelapa sawit, namun jika tidak dilakukan prosedur paska tambang yang sudah diatur dengan benar maka akibat yang ditimbulkannya dapat menjadi sebuah bencana. Jadi apakah masih menyalahkan curah hujan?
Jika Sudah Terjadi, Lalu Apa yang Dapat Dilakukan?
Pencegahan adalah upaya agar suatu akibat tidak terjadi, namun pencegahan hanya dapat dilakukan pada wilayah-wilayah yang benar-benar belum terkena dampak dari penyebabnya. Namun yang terjadi di sebagian Pulau Kalimantan dan wilayah-wilayah lainnya yang sudah terkena dampak dari kerusakan lingkungan, sepertinya sudah tidak berlaku lagi dengan istilah pencegahan, namun yang perlu dilakukan sekarang adalah tindakan perbaikan.
Mungkin tidak banyak yang dapat diperbuat oleh sebagian orang awam yang kurang paham dengan lingkungan yang terjadi saat ini di Pulau Kalimantan. Namun mau tidak mau tindakan perbaikan harus dilakukan secepatnya, jika tidak maka kejadian banjir yang lebih buruk dapat saja terjadi dimasa yang akan datang, atau bahkan akan timbul bencana lain yang lebih mengkhawatirkan dari banjir. Pembatasan pembukaan lahan baru untuk kepentingan perkebunan kelapa sawit, melakukan penanaman tumpang sari dengan tanaman yang tidak sejenis mungkin beberapa usaha yang dapat dilakukan.
Ada suatu istilah jika sesuatu yang berlebihan itu tidak akan baik, mungkin itu yang saat ini tengah terjadi di Pulau Kalimantan. Diakui jika kelapa sawit merupakan salah satu komoditi hasil perkebunan yang bernilai ekonomis, namun akibat dari pembukaan lahan yang berlebihan dan tanpa adanya rencana tata ruang yang baik, mengakibatkan perkebunan kelapa sawit menjadi suatu bencana yang terjadi akibat ulah orang-orang yang terlibat di dalamnya.
Tidak ada salahnya jika memang diperlukan untuk melibatkan pihak ketiga dalam mengelola dan mengatasi kerusakan lingkungan yang telah terjadi, atau jika perlu dibuat suatu lembaga khusus untuk menangani lingkungan, yang tentunya harus berisi para ahli yang kompeten dibidang lingkungan tanpa harus dicampur tangani dengan kepentingan politis dan tentu harus berisi orang-orang yang bersih dari “korupsi, kolusi dan nepotisme”.
RECOMMENDED STORIES
Mengenal Berbagai Jenis Mountain Bike dan Penggunaan Medannya
Hobby olahraga outdoor yang satu ini selain menyehatkan juga menyenangkan,…
Read MoreKetika Lockdown Harus Dilakukan di Lokasi Kerja yang Berada di Remote Area
Lockdown menjadi bahasan yang paling sering saya dengar beberapa minggu…
Read MorePernahkah Terpikir Para Korban PHK dapat Bekerja di Instansi Pemerintah untuk Saat Ini?
Korban PHK belum berhenti sampai dengan saat ini, lagi-lagi ini…
Read MoreJayagiri, Merek Kebanggan Para Penggemar Aktivitas Outdoor Era Tahun 80′ – 90’an
Merek kebanggan para penggemar aktivitas outdoor di era tahun 80′…
Read MoreMembangun Sikap Sportif dan Jujur dari Turnamen Olahraga Usia Dini
Membangun sikap sportif dan jujur dari turnamen olahraga usia dini…
Read MoreGoPro, Si Mungil yang Dapat Diandalkan untuk Mengabadikan Petualangan Anda
Jika dilihat dari ukuran dan bentuknya, benda yang satu ini…
Read More