fbpx

Kerusakan Lingkungan Tidak Kalah Berbahaya dengan Virus Corona, Tolong Jangan Diabaikan

Kerusakan lingkungan sebenarnya tidak kalah berbahaya dengan virus corona, perbedaannya adalah jika virus corona merupakan bahaya penyebab bencana yang tidak terlihat dengan kasat mata, sedangkan kerusakan lingkungan merupakan bencana yang sumber bahayanya terlihat sangat jelas, yaitu manusia. 

Virus corona seolah-olah akan hilang begitu saja, seperti saat datangnya yang tidak terlihat dan sangat tiba-tiba. Telah meninggalkan banyak korban jiwa dan kekacauan ekonomi hampir di seluruh bagian bumi ini, menandakan jika virus corona merupakan sumber bencana besar yang sangat berbahaya. Berbeda dengan virus corona, kerusakan lingkungan merupakan suatu bencana yang diakibatkan oleh ulah manusia, artinya manusia juga bisa menjadi sebuah sumber bahaya, jika berperilaku menyimpang.

Merusak lingkungan dengan unsur kesengajaan merupakan salah satu perilaku menyimpang dan tidak terpuji yang dilakukan oleh manusia apapun alasannya, ini semua sebenarnya dapat dicegah asalkan dilakukan dengan serius dan adanya komitmen bersama. Berbeda dengan bencana yang disebabkan oleh aktivitas geologi, seperti gempa bumi, gunung meletus dan tsunami, bencana-bencana tersebut memang tidak dapat dicegah, tetapi hanya bisa dihindari dengan cara menjauh dari zona-zona rawan bencana tersebut.  

Manusia Bisa Menjadi Sumber Bahaya Bencana Alam  

Sumber bencana alam adalah penyebab dari suatu kerusakan atau perubahan alam yang mengakibatkan suatu kerugian pada manusia, baik itu berupa korban jiwa atau kerugian materi. Gempa bumi, letusan gunung api dan tsunami adalah bentuk dari beberapa bencana alam yang sumber bencana-nya ialah aktivitas geologi, seperti pergerakan lempeng. Bukan hanya aktivitas geologi, bencana alam juga dapat disebabkan oleh manusia sebagai sumber bahaya-nya, beberapa bencana alam yang diakibatkan oleh manusia sebagai penyebabnya ialah kebakaran hutan dan banjir, “curah hujan yang tinggi” selalu menjadi kambing hitam untuk yang disebutkan terakhir.

Curah hujan yang tinggi dapat diklaim menjadi satu-satunya penyebab banjir, dengan catatan lingkungan sekitar masih dalam kondisi baik dan historis banjir yang terjadi memang sudah ada dari jaman sebelum manusia bermukim disekitar banjir tersebut. Jika banjir memang disebabkan oleh curah hujan yang tinggi sebagai satu-satunya penyebab, maka kemungkinan area banjir tersebut merupakan dataran rendah dan berupa cekungan atau karakteristik lapisan tanahnya yang memang tidak poros dan meresap air, hal ini adalah wajar dan manusia dapat menghindarinya jika mau.

Yang terjadi saat ini di beberapa wilayah yang menjadi bagian dari Indonesia, banjir yang terjadi mutlak akibat dari ulah manusia yang menjadi penyebabnya. Sudah menjadi rahasia umum dan hampir semua orang menyadari jika banjir yang terjadi di sebagian wilayah Kota Jakarta merupakan limpahan air kiriman dari Bogor yang memiliki dataran lebih tinggi. Penyebab banjir di Kota Jakarta yang merupakan kiriman dari Bogor tersebut tentu saja akibat dari konversi lahan yang berlebihan dan tidak adanya pengawasan yang serius atau tidak kompeten-nya para penanggung jawab disini.

Campur tangan manusia dari penyebab banjir yang terjadi di Kota Jakarta sudah sangat jelas, sehingga manusia disini bisa dikatakan menjadi sumber bahaya bencana banjir di Kota Jakarta. Hal yang sama juga terjadi pada wilayah lainnya di Indonesia, seperti di daerah Bandung, Malang hingga Kalimantan. “Baca juga “Kalimantan Banjir, apakah Curah Hujan Masih Dijadikan Kambing Hitam?”  

Kerusakan lingkungan oleh ulah manusia menjadi salah satu penyebab banjir bandang yang mulai sering terjadi

Kenapa yang Telah Terjadi Tidak Dijadikan Pelajaran Sebagai Tindakan Pencegahan?

Banjir yang selalu terjadi di Kota Jakarta dan sudah diketahui penyebabnya, sebenarnya merupakan suatu pelajaran berharga bagi daerah-daerah lain yang belum dan akan bernasib sama atau bahkan bisa lebih parah. Indonesia memiliki sejarah banjir di beberapa daerah yang selalu terjadi hampir setiap tahunnya, namun banjir yang terjadi beberapa tahun belakangan ini seperti sebuah sumbu peledak yang lambat laun dapat meledakan bom, hal tersebut akan menjadi sebuah bencana untuk sebagian penduduk Indonesia.

Daerah resapan atau wilayah yang tidak boleh terganggu seharusnya dapat dipertahankan dan dilestarikan, namun yang terjadi justru sebaliknya. Yang sangat mengherankan adalah kenapa hal tersebut dapat terjadi, padahal di negara ini sudah ada lembaga-lembaga yang seharusnya mengurus dan bertanggung jawab dengan hal tersebut. Turun kelapangan melihat kondisi sebenarnya yang terjadi dan melakukan penyuluhan atau kampanye pelestarian lingkungan adalah hal yang seharusnya dilakukan, bukan hanya memberikan bantuan ketika bencana telah terjadi, karena pada dasarnya ini merupakan tanggung jawab bersama.

Foto citra satellite yang menunjukan kondisi bagian utara Kota Bandung sebagai zona resapan yang sudah berwarna coklat akibat berkurangnya tumbuhan – Google Maps  

Banjir yang pernah selalu terjadi di beberapa wilayah Kota Jakarta seharusnya menjadi sebuah pelajaran untuk daerah lainnya di Indonesia. Mencegah konversi lahan yang berlebihan dengan membatasi atau mengalihkan ke area yang lebih aman adalah sebuah tindakan pencegahan yang bijaksana. Fasilitasi masyarakat awam dengan menggunakan anggaran yang ada dan berikan pemahaman tentang bahaya yang akan terjadi dari kerusakan lingkungan sudah harus dilakukan dari sekarang.

Untuk memulihkan dan mengembalikan lingkungan yang sudah rusak memang bukan sebuah pekerjaan mudah, namun hal tersebut mau tidak mau harus dilakukan. Beberapa tahun belakangan ini hampir semua orang lebih fokus terhadap virus corona, wajar saja karena ini adalah salah satu bencana akibat wabah yang telah menimbulkan banyak korban jiwa dan kerugian ekonomi. Tetapi jangan lupa jika bencana alam akibat kerusakan lingkungan sangat besar dampaknya pada kehidupan manusia, bahkan bisa lebih parah dari yang dibayangkan. Bencana akibat kerusakan lingkungan sebenarnya dapat lebih bisa dicegah dibandingkan akibat dari virus corona, karena sumber bencana akibat kerusakan lingkungan sangat dapat dilihat dengan kasat mata dan lebih dapat terdeteksi.

RECOMMENDED STORIES

Alevizone.com

Cyber Media & Online Store for Men’s Lifestyle

Copyright 2019