
Masih ingin bergaya dengan tetap menggunakan produk palsu? itu artinya kamu adalah seorang pecundang, karena pecundang adalah orang yang selalu ingin bergaya dengan menggunakan merek ternama, walaupun barang itu palsu.
Hal buruk yang selalu dilakukan oleh para penjual di Indonesia salah satu diantaranya ialah menjual produk palsu dari merek ternama. Kebiasaan ini sayangnya didukung juga oleh para konsumen yang ingin bergaya keren namun tidak didukung dengan kemampuan untuk membelinya. Padahal tidak usah menggunakan produk palsu dari merek ternama, karena produk-produk dalam negeri juga memiliki kualitas yang baik dan tidak kalah dari produk luar negeri.
Walaupun fenomena ini telah berusaha dicegah dengan segala peraturan dan kebijaksanaan yang dibuat oleh pemerintah, namun dikarenakan sudah mendarah daging menjadi kebiasaan yang buruk, sepertinya sampai dengan saat ini masih sulit dibendung peredarannya. Dengan berkembangnya e-commerce dari berbagai operator, hal ini justru telah memperparah penjualan barang palsu, karena memberikan kemudahan hubungan antara penjual barang palsu dengan penggunanya.
Produk Palsu Telah Menimbulkan Efek Domino yang Buruk
Penjualan produk palsu yang masih terus ada di Indonesia telah menimbulkan efek domino yang buruk dan dampaknya sangat besar bagi merek-merek lokal. Hal ini sepertinya tidak disadari atau memang para pelakunya tidak peduli, karena yang mereka pikirkan hanya keuntungan, tanpa adanya moral dan rasa tanggung jawab. Merek-merek ternama sudah banyak yang menjadi korban oleh para aktivis penjual dan pengguna barang palsu ini, bukan hanya merek dari luar negeri, merek dari dalam negeri yang sudah terkenal juga tidak luput menjadi korbannya.
Di era serba digital ini yang telah melahirkan sistem belanja secara online, justru semakin memperparah aktivitas jual beli barang palsu, karena hubungan antara penjual dan pembeli semakin mudah. Para produsen lokal dengan level menengah kebawah semakin dibuat merana, sehingga mereka akan sulit untuk berkembang, hal tersebut dikarenakan adanya persaingan harga yang tidak sehat antara produk palsu dengan produk asli buatan lokal.
Yang justru menjadi permasalahan disini adalah para produsen produk lokal kelas menengah kebawah yang awalnya memiliki merek sendiri, pada akhirnya terbawa arus untuk ikut memproduksi produk palsu atau mereka akan menyerah sama sekali dan gulung tikar. Efek domino buruk yang ditimbulkan akibat banyaknya produk palsu dipasaran memang sangat dahsyat, bahkan kondisinya sudah sangat parah hingga dapat mematikan para pengusaha dilevel menengah kebawah.
Ini Adalah Tanggung Jawab Bersama yang Harus Segera Diselesaikan
Fenomena beredarnya produk palsu yang sudah berjalan sangat lama di negeri ini harus segera diselesaikan, atau ekonomi akan berjalan ditempat dan tidak berpihak pada pengusaha kelas menengah kebawah. Ini adalah tanggung jawab bersama dari seluruh Warga Negara Indonesia, walau sebenarnya di negeri ini sudah ada instansi yang seharusnya bertanggung jawab penuh untuk mengurusnya.
Kunci utama untuk mematikan penjualan produk palsu sebenarnya justru ada pada konsumen itu sendiri dan sesuai dengan hukum ekonomi, dimana ketersediaan barang tentu karena adanya permintaan, artinya barang-barang palsu akan selalu ada jika memang masih ada yang menggunakannya. Bukan hanya produsen dan konsumen yang harus menyadari dan ikut serta dalam mematikan produk-produk palsu, namun instansi yang bertanggung jawab untuk mengurus masalah ini harus lebih aktif dan tegas dalam memutus mata rantai peredaran barang palsu. Selain itu pihak penyedia lapak yaitu e-commerce harus lebih dapat memfilter produk-produk yang dijual oleh para seller yang menggunakan jasa aplikasinya.
Barang palsu yang beredar di pasaran adalah bukan hal baru di Indonesia, bahkan fenomena ini sudah ada dari sebelum berkembangnya sistem jual beli digital seperti sekarang ini. Begitu banyaknya permintaan dari orang-orang yang biasa menggunakan merek terkenal tetapi sebenarnya itu adalah palsu, telah membuatnya untuk sulit dibendung. Walaupun saat ini sudah dibuat peraturan-peraturan yang cukup tegas, namun usaha itu tidak cukup untuk memutus mata rantai yang sudah terbentuk sejak lama. Jika kamu masih berada di dalam mata rantai tersebut, maka jangan tersinggung jika kamu disebut sebagai seorang pecundang. Jadi apa salahnya menggunakan merek lokal jika memang memiliki kualitas yang hampir sama.
RECOMMENDED STORIES
Tingkatkan Beberapa Keahlian Ini, Agar Keuangan Selalu Aman
Tingkatkan beberapa keahlian ini, agar keuangan selalu aman. Terdengar klise…
Read MoreJangan Anggap Remeh Mineral Sulfide, Ini Buktinya…
Jangan anggap remeh mineral sulfide, walaupun tidak semuanya dapat bernilai…
Read MoreYang Ngaku Penggemar Kopi Jangan Salah Pilih Coffee Shop untuk Tempat Ngopi
Kedai Kopi Purnama di Kota Bandung – Gambar diambil dari…
Read MoreYang Tidak Disukai dan Harapan Pengendara Bermartabat Ketika Berada di Jalanan
Yang tidak disukai dan harapan pengendara bermartabat ketika berada di…
Read MoreTempat Healing untuk Laki-laki yang Masih Sendirian
Tempat healing untuk laki-laki yang masih sendirian tentu bukan tempat…
Read MoreMembangun Sikap Sportif dan Jujur dari Turnamen Olahraga Usia Dini
Membangun sikap sportif dan jujur dari turnamen olahraga usia dini…
Read More