
Pantaskah pengendara motor gede bersikap arogan disaat touring? pertanyaan ini mungkin akan ada di dalam benak hampir semua orang yang berpapasan dengan serombongan pengendara motor besar ketika sedang mengendari kendaraan di jalanan.
Suara khas klakson pangawalan ditambah dengan kelap-kelip lampu strobo cukup membuat panik para pengendara lainnya. Suara klakson itu cukup akan membuat terkejut siapa saja yang berada di depannya, niatnya ingin menghindar namun kemacetan yang sangat padat cukup mempersulit itu dan jika dipaksakan mungkin dapat mencelakai diri sendiri. Namun para pengendara motor gede yang mendapatkan pengawalan ini sepertinya tidak mau tahu dengan apa yang dialami oleh pengendara lainnya.
Jalan sepertinya hanya milik mereka, padahal para pengendara yang lain juga membayar pajak, namun apa mau dikata, karena hal ini akan sangat sering terjadi. Ingin menunjukan kekuatan seperti apa yang dilakukan oleh mereka bagi pengguna jalan lainnya tidak ada artinya, karena seorang biker sejati tidak akan pernah bersikap seperti itu.
Toleransi Berkendara Bukan Karena Harga Motor
Toleransi berkendara seharusnya dapat diterapkan oleh siapa saja yang ada di jalanan, karena semua memiliki hak yang sama dengan berbagai macam kepentingannya. Driver ojol ada di jalanan untuk mencari rejeki, para pekerja menggunakan motor untuk sampai ke tujuan tempat kerjanya dan masih banyak lagi kepentingan orang-orang yang menggunakan jalan, tetapi pada dasarnya mereka memiliki hak yang sama, karena jalanan dibangun dari pajak semua orang bukan hanya oleh para pengendara motor mahal saja.
Bukan hanya para pengendara kendaraan bermotor, para pengguna sepeda dan pejalan kaki juga memiliki hak yang sama. Namun yang terjadi sepertinya tidak seperti itu, para pengguna motor mahal, apalagi jika mereka berombongan sepertinya mendapatkan hak istimewa dalam menggunakan jalan. Pengawalan seolah-olah jalan adalah milik mereka cukup membuat panik para pengguna jalan lainnya. Budaya timur yang seharusnya penuh dengan toleransi antara sesama sepertinya sudah tidak berlaku lagi, karena budaya ini telah bergeser menjadi budaya materialistis yang lebih mengutamakan pada strata sosial yang lebih tinggi, yang sangat disayangkan hal ini berlaku juga di jalanan.
Seorang Biker Sejati Apakah Perlu Mendapatkan Pengawalan?
Mengenang tahun 90’an tatkala masih ada sebuah film seri yang menceritakan tentang seseorang yang mengendarai motor gedenya untuk mencari keadilan. Film legendaris seri berjudul Renegade yang dibintangi oleh Lorenzo Lamas ini sangat ditunggu-tunggu oleh para penggemarnya, dikarenakan kegagahan sang aktor disaat mengendari motor gede yang pada saat itu masih sangat jarang dimiliki oleh orang Indonesia.
Film ini menunjukan citra seorang biker sejati yang berkelana seorang diri diatas sebuah motor gede, namun diceritakan walaupun hidup penuh dengan kekerasan tetapi sang biker memiliki jiwa toleransi dan rasa kemanusiaan yang tinggi. Keberanian sang biker dalam berkelana menggunakan motor besarnya tentu tidak mendapatkan pengawalan, berbeda seperti para biker di Indonesia yang touring berombongan dengan komunitasnya tetapi mendapatkan pengawalan, hingga para pengendara lain dibuat terganggu.
Apakah mereka sadar jika apa yang mereka lakukan di jalanan telah cukup menggangu, bahkan dapat membahayakan pengendara lainnya. Kepanikan dan rasa terkejut karena suara klakson khas ditambah dengan lampu strobo yang menyilaukan sebenarnya cukup membahayakan jika pengendara di depannya merasa panik dan berujung tidak dapat mengendalikan kendaraannya. Yang menjadi pertanyaannya adalah apakah seorang biker sejati memerlukan pengawalan ketika melakukan touring?
Toleransi terhadap sesama pengguna jalan sebenarnya tidaklah sulit, semua hanya cukup mengikuti aturan dan bersikap tidak arogan. Citra kurang baik dari para oknum pengendara motor gede yang arogan telah membuat pengguna jalan lainnya tidak memberikan rasa simpatik dan hormat. Membangun citra positif untuk mendapatkan rasa simpatik dari pengguna jalan lainnya sebenarnya sudah mulai dilakukan oleh beberapa komunitas club motor yang ada di Indonesia, namun masih saja ada oknum-oknum yang telah mencoreng citra mereka. Sebaiknya hal ini ada sangsi tegas dari organisasi yang menaunginya, sehingga para pengendara motor gede dapat menjadi sahabat para pengguna jalan lainnya.
RECOMMENDED STORIES
Tingkatkan Beberapa Keahlian Ini, Agar Keuangan Selalu Aman
Tingkatkan beberapa keahlian ini, agar keuangan selalu aman. Terdengar klise…
Read MoreJangan Anggap Remeh Mineral Sulfide, Ini Buktinya…
Jangan anggap remeh mineral sulfide, walaupun tidak semuanya dapat bernilai…
Read MoreYang Ngaku Penggemar Kopi Jangan Salah Pilih Coffee Shop untuk Tempat Ngopi
Kedai Kopi Purnama di Kota Bandung – Gambar diambil dari…
Read MoreYang Tidak Disukai dan Harapan Pengendara Bermartabat Ketika Berada di Jalanan
Yang tidak disukai dan harapan pengendara bermartabat ketika berada di…
Read MoreTempat Healing untuk Laki-laki yang Masih Sendirian
Tempat healing untuk laki-laki yang masih sendirian tentu bukan tempat…
Read MoreMembangun Sikap Sportif dan Jujur dari Turnamen Olahraga Usia Dini
Membangun sikap sportif dan jujur dari turnamen olahraga usia dini…
Read More