Lockdown menjadi bahasan yang paling sering saya dengar beberapa minggu belakangan ini, wabah virus corona membuat istilah ini menjadi sangat populer. Kebijaksanaan Lockdown dilakukan oleh beberapa negara untuk mencegah penyebaran virus yang mematikan ini, bahkan beberapa perusahaan telah melakukan kebijaksanaan ini, lalu apa yang akan terjadi jika lockdown dilakukan pada suatu wilayah remote area ?
Sebelum saya mengeluarkan opini yang ada dalam pikiran saya, sebaiknya kita pahami dulu pengertian lockdown agar kita semua sependapat dengan tujuannya. Mengutip dari beberapa sumber, Lockdown adalah penerapan karantina dari suatu wilayah atau daerah dalam rangka mencegah perpindahan orang baik masuk atau keluar wilayah tersebut untuk tujuan tertentu yang mendesak, lockdown biasanya ditetapkan oleh sebuah negara yang mengalami suatu keadaan darurat seperti perang atau wabah penyakit menular.
Saat ini banyak negara yang melakukan kebijaksanaan lockdown dikarenakan adanya wabah virus corona atau covid-19, dan hal ini dilakukan untuk menyelamatkan warganya dan mencegah penyebaran virus corona lebih luas. Beberapa perusahaan juga telah melakukan kebijaksanaan ini dengan tujuan untuk menjaga karyawannya tidak tertular oleh virus mematikan ini, tidak terkecuali perusahaan-perusahaan yang memiliki wilayah kerjanya di remote area atau daerah terpencil, diantaranya adalah perusahaan yang bergerak dalam dunia pertambangan dan perkebunan. (baca juga: Wabah Virus Corona Melanda, Bagaimana dengan Pekerja di Remote Area? )
Gambar oleh PGB
Dilema Lockdown di Remote Area
Area kerja pertambangan biasanya berada di suatu wilayah terpencil dengan akses yang sangat sulit dijangkau, namun beberapa perusahaan tambang besar biasanya telah memiliki sistem management sosial yang baik dengan fasilitas yang cukup memadai, salah satu contohnya adalah PT. Freeport yang berada di Papua. Walaupun berada di remote area perusahaan biasanya mempunyai sistem cuti priodik pada karyawannya dengan waktu tertentu. Dalam kondisi wabah virus corona seperti ini karyawan yang silih berganti keluar masuk site mempunyai resiko yang sangat besar tertular bahkan membawa virus, karena biasanya mereka harus melakukan perjalanan panjang dengan transit penerbangan di beberapa kota.
Lockdown adalah salah satu usaha dari perusahaan untuk mengurangi resiko tersebut, bahkan ada beberapa perusahaan yang menghentikan aktivitas produksinya dan merumahkan sementara karyawannya, itu semua adalah langkah terbaik yang memang harus dilakukan. Inilah dilema yang terjadi, disatu sisi perusahaan akan mengalami kerugian dan disisi lain karyawan mempunyai hak untuk mendapatkan “pelindungan” dari wabah virus corona ini.
Solusi Terbaik untuk Kebaikan Semuanya
Lockdown adalah solusi terbaik untuk kebaikan semuanya, perusahaan menerapkan hal ini dilakukan dengan dasar yang kuat dan dipertimbangkan dengan sangat matang baik dan buruknya, karena wabah ini sulit diprediksi sampai dengan kapan selesainya. Waktu panjang lockdown membuat tekanan mental karyawan menjadi terganggu, bahkan tekanan mental ini justru dapat menyebabkan situasi di area lockdown menjadi lebih buruk. Kondisi remote area dengan fasilitas kesehatan yang sangat minim membuat resiko semakin besar, apalagi jika perusahaan memanggil banyak karyawan yang sedang cuti untuk kembali ke site beberapa hari sebelum lockdown dilakukan, karena jika hal itu dilakukan maka solusi yang dilakukan perusahaan hanya baik untuk perusahaan, tetapi tidak baik untuk karyawannya.