fbpx

Perencanaan Tata Ruang Kota akan Sia-sia Jika Masih…

Membuat Perencanaan Tata Ruang Kota harus didukung dengan beberapa aspek yang dapat menyatakan kelayakan. Namun perencanaan itu akan sia-sia jika tidak ada pengendalian dan kontrol berkelanjutan, seperti yang telah terjadi saat ini.  

Sebuah kota awal mulanya terbentuk karena adanya kumpulan orang yang hidup di suatu tempat karena sesuatu hal secara alami. Pada umumnya kota merupakan tempat pertemuan banyak orang untuk urusan perdagangan yang dianggap strategis dan dapat dijangkau dengan mudah melalui beberapa alat transportasi. Oleh sebab itu kota-kota yang berkembang menjadi kota besar hingga menjadi Ibu Kota Negara atau Provinsi, secara geografis sebagian besar terletak di pesisir pantai yang memiliki sebuah pelabuhan sebagai pintu perdagangan.

Namun ada juga beberapa kota besar yang awal mulanya terbentuk karena direncanakan menjadi sebuah kota untuk beberapa kepentingan. Bandung adalah salah satu contoh kota besar yang awal mulanya terbentuk bukan sebagai pusat bisnis atau perdagangan. Karena keindahan alamnya, Kota Bandung awal mulanya direncanakan oleh Pemerintah Kolonial Hindia Belanda sebagai tempat peristirahatan dan pertemuan para menir pada saat itu.

Perencanaan Tata Ruang Kota Harus Ditinjau dari Beberapa Aspek Pendukung  

Tata kota yang terencana adalah tata kota yang melibatkan banyak aspek pendukung, mulai dari aspek ekonomi, geografis, lingkungan hidup, hingga geologi. Bisa saja sebuah area dikatakan sangat strategis untuk menjadi sebuah kota jika dilihat dari sisi ekonomi, namun dari sisi geologi area tersebut bisa saja tidak dapat dikatakan layak untuk menjadi sebuah kota jika berada di zona rawan bencana geologi.

Indonesia merupakan negara kepulauan yang pada umumnya memiliki kota-kota besar yang berada di pesisir pantai dan memiliki pelabuhan besar sebagai fasilitas sarana transportasi laut. Kota-kota besar tersebut berdiri dari jaman kerajaan dengan cara alami tanpa adanya perencanaan, karena pada saat itu kota-kota pesisir pantai tersebut terbentuk sebagai pintu perdagangan dan keluar masuknya barang seperti hasil bumi yang sangat strategis.

Kolonial Hindia Belanda yang menguasai Indonesia saat itu tidak hanya memerlukan kota yang menjadi pusat perdagangan saja, namun diperlukan juga kota-kota yang berfungsi sebagai pusat peristirahatan dan tempat pertemuan para menir untuk membicarakan bisnis dan politik. Atas dasar itu maka dipilih beberapa kota yang ideal dan disukai oleh para menir, sehingga Bandung menjadi salah satu kota yang direncanakan untuk itu dengan segala fasilitasnya. Selain Kota Bandung ada juga beberapa kota yang direncanakan oleh Kolonial Belanda untuk beberapa kepentingan, namun kota-kota tersebut dibangun melalui proses perencanaan dengan berbagai macam aspek pendukung, sehingga dinyatakan layak untuk menjadi sebuah kota.

Perkembangan Kota yang Sangat Pesat, Namun Tidak Terkendali dan Diluar Batas Perencanaan

Walaupun Kerajaan Belanda pernah disebut menjajah Indonesia, namun harus diakui jika Kerajaan Belanda juga telah mewariskan banyak hal yang sampai dengan saat ini masih digunakan dan sangat bermanfaat untuk rakyat Indonesia. Bangunan-bangunan tua peninggalan Kerajaan Belanda yang masih berdiri kokoh dan tertata dengan sangat rapi, menandakan jika Pemerintahan Hindia Belanda telah merencanakan Tata Ruang Kota yang sangat baik. Warisan positif yang diberikan oleh Pemerintah Hindia Belanda ini sayangnya tidak mampu dipertahankan oleh pemerintah penerus-nya.

Kota Bandung dan sekitarnya merupakan contoh nyata dimana Tata Ruang Kota yang sudah direncanakan dengan sangat baik hanya akan sia-sia jika tidak dikendalikan sesuai dengan perencanaan yang dibuat, walaupun pada akhirnya perkembangan Tata Ruang Kota akan dinamis mengikuti perkembangan jaman. Penambahan jumlah penduduk yang sangat pesat merupakan salah satu sumber kerusakan atau kegagalan sebuah perencanaan Tata Ruang Kota, namun hal tersebut sebenarnya dapat dikendalikan, jika saja tidak ada kepentingan menyimpang dalam pelaksanaannya.

Bandung adalah sebuah kota yang berdiri diatas sebuah cekungan besar yang dikelilingi oleh dataran tinggi berupa pegunungan dan perbukitan, sehingga ada resiko besar yang harus dihadapai jika tidak ada pengendalian dan kontrol yang ketat terhadap pengembangan pembangunan kota. Banjir bandang yang terjadi di tengah Kota Bandung pada beberapa tahun belakangan ini adalah salah satu contoh dampak yang ditimbulkan akibat kurangnya pengendalian dan kontrol dari perkembangan kota. Selain itu kemacetan dengan densitas yang sangat tidak wajar menandakan jika pertumbuhan penduduk di kota-kota besar menjadi salah satu masalah yang sangat serius.

Perkembangan pembangunan kota yang merambah hingga pinggiran kota

Dalam kondisi seperti saat sekarang ini, sebuah Perencanaan Tata Ruang Kota untuk beberapa kota besar di Indonesia sepertinya sudah tidak berlaku lagi, karena kota-kota tersebut memang sudah terbentuk. Hal yang paling mungkin untuk dapat dilakukan ialah pembenahan dan pengendalian dalam pembangunan untuk perkembangan kota di masa depan. Pemerintah daerah yang bertanggung jawab terhadap wilayahnya sudah harus mulai untuk menata ulang dengan mengendalikan pembangunan berdasarkan fungsi lahan yang seharusnya. Karena bagaimanapun juga perkembangan sebuah kota akan berdampak terhadap lingkungan di sekitarnya dan ujung-ujungnya menjadi sebuah bencana alam yang diakibatkan oleh tidak adanya pengendalian terhadap perkembangan pembangunan, seperti yang saat ini sudah mulai terjadi.

RECOMMENDED STORIES

Alevizone.com

Cyber Media & Online Store for Men’s Lifestyle

Copyright 2019