
Proses untuk mendapatkan emas dari kerak bumi hingga menjadi bullion atau emas batangan tidak semudah seperti yang dibayangkan, mungkin itulah salah satu penyebabnya kenapa harga emas bisa sangat tinggi dibandingkan dengan mineral-mineral logam lainnya.
Bagi sebagian orang mungkin akan menganggap jika emas didapat dengan cara sederhana, seperti mendulang yang biasa dilakukan oleh penambang rakyat di pinggiran sungai. Memang pada mulanya seperti itu, namun itu dilakukan sebelum ilmu sains geologi berkembang dan saat ini masih dilakukan hanya untuk menghasilkan emas dalam skala kecil saja. Namun mendulang atau pan menjadi salah satu metoda dalam tahapan eksplorasi emas yang masih digunakan hingga saat ini.
Apa itu Kerak Bumi?
Kerak bumi adalah lapisan terluar dari bumi yang terbagi menjadi dua bagian yaitu kerak benua dan kerak samudra. Kerak benua mempunyai ketebalan 20-70 km dan kerak samudra memiliki ketebalan sekitar 5-10 km, dengan batuan penyusun kerak benua berupa batuan basalt sedangkan kerak samudra memiliki batuan penyusun berupa batuan granit yang tidak sepadat batuan basalt.
Dalam ilmu sains geologi, kerak bumi sebagian besar terbentuk dari material silikat dan kerak bumi sendiri dapat dibedakan dengan mantel bumi dari susunan kimia pembentuknya. Kerak bumi terbentuk melalui pembekuan batuan, aktivitas vulkanik dan pengendapan material lepas atau sedimentasi.
Unsur-unsur kimia utama pembentuk kerak bumi adalah Oksigen (O), Silikon (Si), Aluminium (Al), Besi (Fe), Kalsium (Ca), Natrium (Na), Kalium (K) dan Magnesium (Mg), Sedangkan emas dan logam-logam mulia berharga lainnya hanya berupa bagian kecil yang berada di kerak bumi. Emas yang dapat ditemukan dan diambil, terendapkan di dalam kerak bumi bersamaan dengan batuan atau material pembawanya yang telah mengalami proses pembekuan.
Perjalanan Emas untuk Menjadi Sebuah Bullion
Eksplorasi untuk mendapatkan sumberdaya emas yang ekonomis tidak sesederhana seperti yang dibayangkan. Selain membutuhkan anggaran yang banyak, eksplorasi emas pada umumnya akan banyak menemukan tantangan alam hingga sosial politik. Baca juga “Lika-liku Penemuan sumberdaya Emas, Seperti Dalam Kisah Film Gold”
Emas adalah salah satu sumberdaya alam yang sangat sedikit keberadaannya di bumi, selain itu keberadaan sumberdaya emas di dalam kerak bumi sangat erat keterkaitan-nya dengan kondisi geologi di daerah terbentuknya endapan emas. Ilmu geologi merupakan ilmu sains utama yang dapat me-interpretasikan keberadaan endapan emas dan didukung dengan ilmu-ilmu sains lainnya, seperti ilmu kimia dan fisika.
Biasanya seorang geologist akan mempelajari terlebih dahulu kondisi geologi regional dan penampakan morfologi sebagai informasi awal yang akan digunakan sebelum melakukan pemetaan geologi. Pemetaan geologi (termasuk sample batuan) yang didukung dengan data-data geofisika dan geokimia akan menjadi penentu dilakukannya pengambilan sample di bawah permukaan atau dalam kerak bumi. Sample di bawah permukaan bumi diambil dengan menggunakan metoda pengeboran yang menghasilkan sample batuan berupa core atau inti bor.
Tidak cukup sampai disitu saja, karena pengeboran eksplorasi ini dilakukan secara bertahap, dimana area yang memiliki potensi sumberdaya emas akan dilakukan pengeboran kembali dengan kerapatan antara titiknya hingga 25 meter. Data-data yang didapat dari inti bor tersebut berupa jenis batuan atau litologi, alterasi, hasil analisa kandungan emas dan data-data lainnya yang dapat mendukung sebuah interpretasi geologi.
Data-data yang didapat dari hasil pengeboran tersebut akan diinterpretasikan sehingga terbentuk sebuah simulasi kondisi tubuh atau body sumberdaya emas di bawah permukaan yang biasa disebut dengan block model. Block model ini lalu diberikan kepada ahli pertambangan atau mine engineer untuk dibuat sebuah desain metoda penambangan dan akan menjadi sebuah cadangan terukur.
Untuk mendapatkan bullion atau emas batangan setelah proses penambangan dilakukan, maka diperlukan seorang ahli metalurgi yang akan me-ekstraksi emas sehingga terlepas dari ore atau batuan pembawanya. Hasil ekstraksi emas tersebut kemudian dikumpulkan di sebuah smelter yang selanjutnya dibentuk menjadi bullion atau emas batangan.

Emas merupakan logam mulia yang sangat sedikit keberadaannya di dalam kerak bumi, mungkin itu yang membuat emas harganya sangat mahal dibandingkan dengan mineral logam lainnya. Seiring berjalannya waktu suatu saat nanti mungkin saja emas akan menjadi logam mulia yang tidak berharga, disaat semua orang menyadari jika air, udara yang bersih dan tumbuhan organik sudah sangat sulit didapat.
Sumber artikel : Alevizone Stories
Lihat produk menarik di : Alevizone Store
RECOMMENDED STORIES
Kalimantan Banjir, Apakah Curah Hujan Masih Dijadikan Kambing Hitam?
Kalimantan akhirnya banjir juga, walaupun hanya mencakup sebagian wilayah saja,…
Read MoreHobi Ekstrem Menantang Maut untuk Para Pria Pecinta Adrenalin – Bagian Kedua
Hobi ekstrem menantang maut yang umum digemari oleh para Pria…
Read MoreAktivitas Outdoor Susur Sungai yang Menyenangkan dan Penuh Tantangan
Aktivitas outdoor susur sungai sangat menyenangkan dan menantang, namun bahaya…
Read MoreRekomendasi Celana Berbahan Katun Agar Tidak Terlihat Cupu
Rekomendasi celana berbahan katun agar tidak terlihat cupu ini tidak…
Read MoreMembeli Produk Tiruan atau KW Artinya Sama Saja dengan Membohongi Diri Sendiri
Produk tiruan atau lebih keren-nya disebut dengan KW sebenarnya adalah…
Read MoreKetika Sepeda Mulai Dilupakan dan Aktivitas Berjalan Normal Kembali
Ketika sepeda sudah mulai dilupakan oleh banyak orang sebenarnya hal…
Read More